Recent Posts

header ads

Cara Budidaya Ikan Belut Bagi Pemula

Cara budidaya ternak ikan belut


Ikan belut merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang cukup banyak penggemarnya. Belut sangat baik dikonsumsi karena memiliki kandungan nutrisi yang baik untuk kesehatan tubuh. Terlepas dari manfaat dan kandungan nutrisi belut, ikan yang satu ini juga cukup enak untuk dikonsumsi. Rasa dagingnya yang kenyal dan gurih membuat siapa saja yang menikmatinya pasti ketagihan. Tidak heran kalau permintaan akan ikan belut semakin meningkat.


Jenis - Jenis Ikan Belut 


Jenis - jenis ikan belut


Di alam liar, ada jenis belut yang paling banyak dikenal di Indonesia adalah belut sawah (Monopterus albus). Di beberapa tempat dikenal juga belut rawa (Synbranchus bengalensis). Perbedaan belut sawah dan belut rawa yang paling mencolok adalah postur tubuhnya. Belut sawah tubuhnya pendek dan gemuk, sedangkan belut rawa lebih panjang dan ramping.

Ada dua jenis belut yang biasa dibudidayakan yaitu belut sawah dan belut air. Perbedaan mendasar dari kedua jenis belut tersebut yaitu bentuk tubuhnya. Ketika hendak melakukan ternak belut hal yang perlu diperhatikan yaitu pembibitan dan pembesaran hingga belut siap untuk dipanen.

Belut sawah berasal dari Asia Timur dan Asia Tenggara barat. Belut sekarang bahkan dilaporkan telah menghuni rawa-rawa di Hawaii, Florida, dan Georgia di Amerika Serikat dan dianggap sebagai hewan invasif.


Ciri - Ciri Atau Karakteristik Belut

Belut merupakan binatang air yang digolongkan dalam kelompok ikan. Berbeda dengan kebanyakan jenis ikan lainnya, belut bisa hidup dalam lumpur dengan sedikit air. Binatang ini mempunyai dua sistem pernapasan yang bisa membuatnya bertahan dalam kondisi tersebut.

Belut ikan predator

Belut adalah predator ganas di lingkungan rawa dan sawah. Makanannya ikan kecil, cacing, krustasea. Ia aktif di malam hari. Hewan ini dapat mengambil oksigen langsung dari udara dan mampu hidup berbulan-bulan tanpa air, asalkan lingkungannya tetap basah. Hewan ini bahkan mampu menyerap oksigen lewat kulitnya. Kebiasaaannya adalah bersarang di dalam lubang berlumpur dan menunggu mangsa yang lewat. Walaupun berasal dari daerah tropika, belut sawah diketahui dapat bertahan hidup melewati musim dingin dengan suhu sangat rendah. Kombinasi sifat-sifat yang dimiliki belut membuatnya menjadi hewan yang dianggap berbahaya bagi lingkungan yang bukan habitatnya.

Ukuran ikan belut 

Belut mempunyai ukuran maksimum adalah 1m, meskipun yang banyak dikonsumsi paling panjang 40 cm. Tidak memiliki sirip, kecuali sirip ekor yang memanjang. Bentuk tubuhnya menyerupai tabung dengan tubuh licin, tanpa sisik. Warna bervariasi, tetapi biasanya kecoklatan hingga kelabu.

Belut ikan hermaprodit

Belut merupakan hewan hermaprodit, dimasa muda merupakan belut betina dan bersarang di lubang untuk meletakkan telur-telurnya pada busa-busa di air yang dangkal. Jika telur menetas, keluarlah belut muda yang semuanya betina. Dalam usia lebih tua perkembangan berikutnya, akan menjadi belut jantan.


Media Atau Tempat Budidaya Ternak Belut

Ikan belut merupakan salah satu jenis kelompok ikan air tawar yang dapat hidup di tempat yang memiliki sedikit air dan berlumpur. Meskipun demikian, tempat hidup sangat mempengaruhi kualitas belut yang didapat. Hal pertama yang harus dilakukan ketika hendak ternak belut yaitu memilih tempat yang digunakan sebagai sarana budidaya. Adapun tempat yang dapat digunakan yaitu.


1. Kolam terpal.


Media budidaya ternak belut


Tempat budidaya belut yang satu ini cukup sederhana karena hanya menggunakan terpal yang dibuat mengerucut ke tengah. Pembuatan kolam seperti ini bertujuan untuk memudahkan pembersihan kolam ketika air kolam sudah kotor dan lendir belut sudah menumpuk.  Jumlah belut yang ideal adalah 50 – 100 ekor per meter perseginya sehingga panjang terpal yang digunakan harus disesuaikan dengan jumlah belut.


2. Tong atau drum budidaya belut.


Media ternak budidaya ikan belut


Selain menggunakan terpal, tong atau drum juga dapat digunakan sebagai tempat budidaya. Sebelum digunakan, tong atau drum harus dibersihkan terlebih dahulu terutama bagian dalamnya dan dibuat lubang memanjang serta saluran pembuangan di bawahnya. Kemudian tong atau drum tersebut diletakkan di tanah datar yang tidak langsung terkena sinar matahari agar belut tidak kepanasan.


3. Kolam tembok atau bak semen


Media bak semen ternak belut


Tempat budidaya yang satu ini termasuk ke dalam sarana permanen karena memiliki umur ekonomis ±5 tahun dan relatif lebih kuat dibandingkan tempat semi permanen. Meskipun harus mengeluarkan biaya yang lebih besar untuk tempat budidaya, kolam tembok merupakan tempat budidaya yang paling banyak digunakan. Ketika menggunakan kolam tembok sebagai sarana budidaya, buatlah center drain yang merupakan sistem pembuangan kotoran.


4. Bak fiber.


Budidaya ikan belut


Selain bak semen, bak fiber juga dapat digunakan sebagai sarana budidaya belut. Biaya yang dikeluarkan pun relatif lebih mahal dibandingkan bak semen. Tentunya hal ini menyebabkan penggunaan bak fiber kurang diminati meskipun banyak keunggulan yang akan didapat. Berdasarkan sarana budidaya yang digunakan, ternak belut dapat dilakukan dalam kolam permanen maupun semi permanen. Kolam permanen merupakan tempat budidaya yang memiliki umur ekonomis relatif lebih lama dan jauh lebih kuat seperti kolam sawah, kolam tanah, dan kolam tembok. Sedangkan kolam semi permanen merupakan tempat budidaya yang memiliki umur ekonomis yang singkat dan tidak kuat seperti drum, tong, kolam terpal, kontainer plastik, maupun jaring.


Pakan Alternatif Belut.




Faktor penting untuk meningkatkan dan mempercepat pertumbuhan belut budidaya yaitu dengan menjaga kualitas dan kuantitas pakan yang diberikan. Biasanya pakan alami seperti ikan kecil dalam kolam digunakan sebagai cadangan ketika terjadi kekurangan pakan agar belut tidak saling makan. Berikut beberapa jenis pakan alternatif yang dapat diberikan kepada belut.
  • Cacing tanah merupakan alternatif pakan belut yang mudah untuk didapatkan. Selain mudah untuk didapatkan, cacing tanah kaya akan protein sehingga cocok untuk dijadikan pakan alami belut
  • Bekicot merupakan hewan sejenis siput yang hidup di darat serta mudah untuk didapatkan. Selain itu, kandungan gizi yang terkandung dalam bekicot dapat menunjang pertumbuhan belut
  • Keong sawah merupakan alternatif pakan belut lainnya yang dapat dengan mudah diperoleh di sungai, sawai, ataupun rawa-rawa
  • Cacing sutra sangat baik untuk dijadikan pakan belut karena kandungan gizi yang terkandung di dalamnya
  • Kepiting air tawar atau yuyu merupakan pakan yang dapat menambah nafsu makan belut dan bisa diperoleh di sekitar perairan air tawar
  • Belatung merupakan alternatif pakan belut lainnya yang dapat diberikan kepada belut yang dibudidaya. Selain mudah untuk didapat, belatung juga dapat dibudidayakan. Namun, perlu berhati-hati saat melakukan budidayanya karena dapat mempengaruhi kesehatan
  • Limbah organik berupa nasi basi yang dicampur dengan pelet, suplemen, dan tetas gula yang dapat menjadi alternatif pakan belut
  • Pasta merupakan pakan buatan yang dibuat dari campuran daging, pelet ikan, dan tepung tapioka yang dihaluskan serta dipercaya dapat mempercepat pertumbuhan belut yang dibudidaya. Karena mudah rusak, pasta harus segera diberikan kepada belut dengan cara menaruhnya di para-para atau wadah pakan


Cara Budidaya Ternak Ikan Belut

Terdapat dua segmen usaha budidaya belut yaitu pembibitan dan pembesaran. Pembibitan bertujuan untuk menghasilkan anakan. Sedangkan pembesaran bertujuan untuk menghasilkan belut hingga ukuran siap konsumsi.

Menyiapkan media budidaya belut


Cara budidaya ternak belut


Budidaya belut bisa dilakukan dalam kolam permanen maupun semi permanen. Kolam permanen yang sering dipakai antara lain kolam tanah, sawah, dan kolam tembok. Sedangkan kolam semi permanen antara lain kolam terpal, drum, tong, kontainer plastik dan jaring.

Kali ini kita akan membahas budidya belut di kola tembok. Kolam tembok relatif lebih kuat, umur ekonomisnya bisa bertahan hingga 5 tahun. Bentuk dan luas kolam tembok bisa dibuat berbagai macam, disesuaikan dengan keadaan ruang dan kebutuhan. Ketinggian kolam berkisar 1-1,25 meter. Lubang pengeluaran dibuat dengan pipa yang agak besar untuk memudahkan penggantian media tumbuh. Untuk kolam tembok yang masih baru, sebaiknya dikeringkan terlebih dahulu selama beberapa minggu. Kemudian direndam dengan air dan tambahkan daun pisang, sabut kelapa, atau pelepah pisang. Lakukan pencucian minimal tiga kali atau sampai bau semennya hilang.

Di alam bebas belut sering dijumpai dalam perairan berlumpur. Lumpur merupakan tempat perlindungan bagi belut. Dalam kolam budidaya pun, belut membutuhkan media tumbuh berupa lumpur. Beberapa material yang bisa dijadikan bahan membuat lumpur/media tumbuh antara lain, lumpur sawah, kompos, humus, pupuk kandang, sekam padi, jerami padi, pelepah pisang, dedak, tanaman air, dan mikroba dekomposer.

Komposisi material organik dalam media tumbuh budidaya belut tidak ada patokannya. Sangat tergantung dengan kebiasaan dan pengalaman. Pembudidaya bisa meramu sendiri media tumbuh dari bahan-bahan yang mudah didapatkan.

Berikut ini salah satu alternatif langkah-langkah membuat media tumbuh untuk budididaya belut:
  • Bersihkan dan keringkan kolam. Kemudian letakkan jerami padi yang telah dirajang pada dasar kolam setebal kurang lebih 20 cm.
  • Letakkan pelepah pisang yang telah dirajang setebal 6 cm, di atas lapisan jerami.
  • Tambahkan campuran pupuk kandang (kotoran kerbau atau sapi), kompos atau tanah humus setebal 20-25 cm, di atas pelepah pisang. Pupuk organik berguna untuk memicu pertumbuhan biota yang bisa menjadi penyedia makanan alami bagi belut.
  • Siram lapisan media tumbuh tersebut dengan cairan bioaktivator atau mikroba dekomposer, misalnya larutan EM4.
  • Timbun dengan lumpur sawah atau rawa setebal 10-15 cm. Biarkan media tumbuh selama 1-2 minggu agar terfermentasi sempurna.
  • Alirkan air bersih selama 3-4 hari pada media tumbuh yang telah terfermentasi tersebut untuk membersihkan racun. Setel besar debit air, jangan terlalu deras agar tidak erosi.
  • Langkah terakhir, genangi media tumbuh tersebut dengan air bersih. Kedalaman air 5 cm dari permukaan. Pada kolam tersebut bisa diberikan tanaman air seperti eceng gondok. Jangan terlalu padat.
  • Dari proses di atas didapatkan lapisan media tumbuh/lumpur setebal kurang lebih 60 cm. Setelah semuanya selesai, bibit belut siap untuk ditebar.

Catatan: Dengan metode lain, budidaya belut bisa dipelihara dalam air bersih tanpa menggunakan lumpur.


Memilih bibit ikan belut.


Cara budidaya ikan belut


Bibit untuk budidaya belut bisa didapatkan dari hasil tangkapan atau hasil budidaya. Keduanya memiliki kekurangan dan keunggulan masing-masing.

Bibit hasil tangkapan memiliki beberapa kekurangan, seperti ukuran yang tidak seragam dan adanya kemungkinan trauma karena metode penangkapan. Kelebihan bibit hasil tangkapan adalah rasanya lebih gurih sehingga harga jualnya lebih baik.

Kekurangan bibit hasil budidaya harga jualnya biasanya lebih rendah dari belut tangkapan. Sedangkan kelebihannya ukuran bibit lebih seragam, bisa tersedia dalam jumlah banyak, dan kontinuitasnya terjamin. Selain itu, bibit hasil budidaya memiliki daya tumbuh yang relatif sama karena biasanya berasal dari induk yang seragam.

Bibit belut hasil budidaya diperoleh dengan cara memijahkan belut jantan dengan betina secara alami. Sejauh ini di Indonesia belum ada pemijahan buatan (seperti suntik hormon) untuk belut. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai pembibitan, silahkan baca kiat sukses pembibitan belut.

Bibit yang baik untuk budidaya belut hendaknya memiliki kriteria berikut:

Ukurannya seragam. Ukuran bibit yang seragam dimaksudkan untuk memudahkan pemeliharaan dan menekan risiko kanibalisme atau saling memangsa.
  • Gerakannya aktif dan lincah, tidak loyo.
  • Tidak cacat atau luka secara fisik.
  • Bebas dari penyakit.
  • Budidaya belut untuk segmen pembesaran biasanya menggunakan bibit belut berukuran panjang 10-12 cm. Bibit sebesar ini memerlukan waktu pemeliharaan sekitar 3-4 bulan, hingga siap konsumsi. Untuk pasar ekspor yang menghendaki ukuran lebih besar, waktu pemeliharaan bisa mencapai 6 bulan.

Penebaran bibit belut.


Cara budidaya ternak ikan belut


Belut merupakan hewan yang bisa dibudidayakan dengan kepadatan tinggi. Kepadatan tebar untuk bibit belut berukuran panjang 10-12 cm berkisar 50-100 ekor/m2. Lakukan penebaran bibit pada pagi atau sore hari, agar belut tidak stres. Bibit yang berasal dari tangkapan alam sebaiknya dikarantina terlebih dahulu selama 1-2 hari. Proses karantina dilakukan dengan meletakkan bibit dalam air bersih yang mengalir. Berikan pakan berupa kocokan telur selama dalam proses karantina.


Pengaturan sirklasi air media / kolam.


Cara budidaya ternak belut


Aturlah sirkulasi air dengan seksama. Jangan terlalu deras (air seperti genangan sawah) yang penting terjadi sirkulasi air. Atur juga kedalaman air, hal ini berpengaruh pada postur tubuh belut. Air yang terlalu dalam akan membuat belut banyak bergerak untuk mengambil oksigen dari permukaan, sehingga belut akan lebih kurus.


Pemberian pakan belut.


Cara budidaya ternak ikan belut


Belut merupakan hewan yang rakus. Keterlambatan dalam memberikan pakan bisa berakibat fatal. Terutama pada belut yang baru ditebar. Takaran pakan harus disesuaikan dengan berat populasi belut. Secara umum belut membutuhkan jumlah pakan sebanyak 5-20% dari bobot tubuhnya setiap hari.

Berikut kebutuhan pakan harian untuk bobot populasi belut 10 kg:
  • Umur 0-1 bulan: 0,5 kg
  • Umur 1-2 bulan: 1 kg
  • Umur 2-3 bulan: 1,5 kg
  • Umur 3-4 bulan: 2 kg


Pakan budidaya belut bisa berupa pakan hidup atau pakan mati. Pakan hidup bagi belut yang masih kecil (larva) antara lain zooplankton, cacing, kutu air (daphnia/moina), cacing, kecebong, larva ikan, dan larva serangga. Sedangkan belut yang telah dewasa bisa diberi makanan berupa ikan, katak, serangga, kepiting yuyu, bekicot, belatung, dan keong. Frekuensi pemberian pakan hidup dapat dilakukan 3 hari sekali.

Untuk pakan mati bisa diberikan bangkai ayam, cincangan bekicot, ikan rucah, cincangan kepiting yuyu, atau pelet. Pakan mati untuk budidaya belut sebaiknya diberikan setelah direbus terlebih dahulu. Frekuensi pemberian pakan mati bisa 1-2 kali setiap hari. Karena belut binatang nokturnal, pemberian pakan akan lebih efektif pada sore atau malam hari. Kecuali pada tempat budidaya yang ternaungi, pemberian pakan bisa dilakukan sepanjang hari.


Perawatan belut.


Cara budidaya ikan belut


Rawatlah belut dengan seksama. Perhatikan kualitas air, pemberian pakan secara teratur serta sesuai dengan takaran agar tidak menimbulkan air yang cepat kotor dan sifat kanibalisme belut. Perlu diketahui kebiasaan belut yang mengalami penyakit, yaitu ditandai dengan belut terus bergerak pada siang hari dan aktif menyerang belut lainnya.

Belut adalah binatang yang mengeluarkan lendir, hal ini dikarenakan mekanisme tubuh untuk melindungi dirinya yang terbilang sensitif. Lendir yang keluar dari belut ini secara terus-menerus dapat mempengaruhi tingkat keasaman air atau pH air di kolam. Sehingga ketika air kolam mencapai ambang batas pH 7, maka air harus segera dinetralkan atau segera disirkulasi. Maka dari itu media budidaya belut harus dilengkapi dengan sirkulasi air yang memadai.


Pemanenan belut.


Cara budidaya ternak belut


Tidak ada patokan seberapa besar ukuran belut dikatakan siap konsumsi. Tapi secara umum pasar domestik biasanya menghendaki belut berukuran lebih kecil, sedangkan pasar ekspor menghendaki ukuran yang lebih besar. Untuk pasar domestik, lama pemeliharaan pembesaran berkisar 3-4 bulan, sedangkan untuk pasar ekspor 3-6 bulan, bahkan bisa lebih, terhitung sejak bibit ditebar.

Terdapat dua cara memanen budidaya belut, panen sebagian dan panen total. Panen sebagian dilakukan dengan cara memanen semua populasi belut, kemudian belut yang masih kecil dipisahkan untuk dipelihara kembali. Sedangkan pemanenan total biasanya dilakukan pada budidaya belut intensif, dimana pemberian pakan dan metode budidaya dilakukan secara cermat. Sehingga belut yang dihasilkan memiliki ukuran yang lebih seragam.


Pemasaran ikan belut.


Cara budidaya ternak ikan belut


Pasar belut kini semakin luas. Belut dapat diolah menjadi aneka macam makanan, seperti keripik belut.  Makanan olahan berbahan belut banyak diminati konsumen. Itulah sebabnya banyak orang yang mencari belut untuk dijual lagi dalam bentuk olahan. Melihat hal tersebut, pemasaran belut terbilang mudah. Kamu bisa menjualnya langsung pada konsumen, menitipkan ke supermarket atau kamu bisa menjualnya pada tengkulak.

Namun, menjual pada tengkulak cenderung lebih banyak merugikan dibandingkan dengan menjualnya langsung. Cara terbaiknya, kamu harus gesit mencari pelanggan sendiri agar tidak merugi karena harus menjualnya pada tengkulak


Demikianlah yang dapat Baraja Farm sampaikan tentang artikel yang menjelaskan "Ikan Belut dan Cara Budidaya Ternak Belut". Semoga melalui tulisan ini memberikan pemahaman kepada pembaca yang sedang mempelarinya. Mohon maaf jika ada kesalahan dan silahkan tinggal tanggapan maupun kritikan yang sifatnya membangun untuk perbaikan yang akan datang. Terima kasih sudah mampir kesini, semoga bermanfaat. 

Bahan bacaan lainnya, jika membantu tugas sekolah silahkan klik Pustaka Pengetahuan

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan, silahkan klik Berbagai Reviews 

Posting Komentar

0 Komentar