Recent Posts

header ads

Cara Budidaya Ulat Hongkong

 Apa sahabat Baraja Farm sudah pada tahu tentang serangga ulat hongkong. Ulat hongkong merupakan larva dari proses metamorphosis kumbang hitam yang banyak ditemukan di kayu atau daun yang membusuk. Ulat hongkong sudah banyak dibudidayakan diberbagai daerah termasuk kategori ternak yang cukup menjanjikan. Karena ulat hongkong sudah banyak dimanfaatkan sebagai pakan hewan seperti burung, ikan dan hewan ternak lainnya. Ulat hongkong banyak mengandung segudang khasiat yakni, memiliki kandungan protein yang sangat tinggi serta kalori yang sangat berguna untuk pakan berbagai hewan lainnya.

Pada saat sekarang, ternak ulat hongkong lumayan menjanjikan dan bisa memberikan keuntungan. Karena sering digunakan sebagai pakan ikan, burung, reptil dan berbagai jenis binatang peliharaan lainnya. Bahkan di luar negeri, ulat hongkong sebagai alternative untuk memenuhi kebutuhan akan protein dan omega-3 pada manusia. Misalnya di negara Korea, ulat hongkong diolah menjadi makanan yang lazim dikonsumsi manusia seperti pizza, pasta, bubur, dan jus.

Metamorfosis Ulat Hongkong.

life cycle of the mealworm

Ulat hongkong merupakan larva proses metamorfose dari kumbang hitam, yaitu dari telur – larva – kepompong – kumbang hitam. Perubahan jadi larva inilah yang disebut ulat hongkong.

Langkah – Langkah Budidaya Ulat Hongkong

Untu cara berternak ulat hongkong tidaklah terlalu sulit, hanya butuh ketelatenan dan kesabaran. Bagi pemula yang berminat untuk memulai usaha ternak ulat hongkong, di bawah ini dapat dijadikan referensi untuk memulai budidaya ulat hongkong untuk pemula.

1. Persiapan media ulat hongkong

wadah ternak ulat hongkong

Awal dari langkah kita memulai usaha ternak ulat hongkong yang harus kita lakukan adalah mempersiapkan media. Untuk media ternak ulat hongkong sangatlah simple, kita bisa menggunakan wadah persegi seperti box kontainer berbahan plastik atau triplek kayu yang mudah didapat.

Biasanya ukuran utnuk media ulat hongkong yaitu panjang 60 cm, lebar 40 cm, tinggi 7 cm, jika menggunakan triplek, bagian tepinya harus di lapisi lakban plastik keliling, agar ulat hongkong tidak keluar dari media.

Media berbentuk box container ini dapat disusun menjadi rak, sehingga ternak ulat hongkong tidak memerlukan tempat yang luas, cukup memanfaatkan ruangan atau gudang yang tidak terpakai atau didalam rumah, yang penting terhindar dari binatang predator lainnya.

2. Pemilihan bibit ulat hongkong.

cara ternak ulat hongkong

Jika media ulat hongkong sudah kita persiapkan, langkah selanjutnya adalah pemilihan bibit atau indukan. Pilihlah bibit atau indukan yang bagus, untuk mendapatkan hasil yang berkualitas. Bibit ulat hongkong dapat kita beli dari yang masih ulat atau yang sudah jadi kumbang. Ulat hongkong yang sudah didapatkan langsung diletakan di wadah yang sudah dipersiapkan tadi, maksimal dalam satu wadah kita isi bibit 3 kg, yang berukuran panjang 3 – 4 cm dengan diameter 4 – 5 mm. Ulat yang berukuran tersebut diatas akan berubah menjadi kepompong sekitar 6 – 10 hari secara bergantian terus menerus.

3. Pemisahan kepompong dalam ternak ulat hongkong

Untuk cara berkembang biak ulat hongkong adalah bertelur, lalu telur akan bermetamorfose secara sempurna, hingga menjadi kumbang dewasa. Ulat hongkong yang sudah menjadi kepompong harus kita pisahkan di tempat yang berbeda, jika tidak dipisah ditakutkan ulat hongkong memakan kepompong - kepompong tersebut.

Kepompong dari ulat hongkong yang akan kita pisahkan haruslah yang sudah berwarna putih kecoklatan. Pengambilan kepompong inipun haruslah berhati – hati agar kepompong tidak luka atau lecet, jika kepompong luka atau lecet bisa mengakibatkan kematian atau busuk.

Selanjutnya kepompong kita letakkan secara merata di media yang baru. Peletakkan kepompong ulat hongkong jangan sampai bertumpuk. Setelah sekitar 10 hari, kepompong yang sudah dipisahkan akan mulai berubah menjadi serangga sayap putih (kumbang muda).

4. Pemisahan kumbang dari kepompong.

Jika kepompong sudah banyak yang berubah menjadi kumbang, mulailah menyiapkan lagi wadah baru, dan alasnya dilapisi dengan kapas, kapas tersebut adalah sebagai tempat kumbang kawin dan bertelur. Kemudian pisahkan kumbang yang sayapnya sudah mulai berwarna hitam mengkilap, ke wadah baru yang sudah dilapisi kapas. Setelah 7 hari kumbang hitam dipindahkan kembali ke wadah baru lagi yang alasnya dilapisi kapas.

Maka media atau wadah yang sudah dipindahkan kumbangnya adalah wadah yang berisi telur kumbang yang akan menetas sekitar 10 hari dan menjadi larva kecil. Larva dari kumbang hitam inilah yang disebut ulat hongkong. Sekitar umur 30 hari, ulat hongkong dapat kita pisahkan dari kapas ke wadah yang baru atau tempat media pembesaran. Lakukan cara tersebut secara berkelanjutan sampai kumbang mati sendiri atau kering, dan biasanya ulat hongkong sudah bisa dipanen dan dijual setelah umur 50 hari.

4. Perawatan dan pemberian pakan ulat hongkong

Dalam perawatan ulat hongkong yang harus diperhatikan adalah suhu udara kandang, Idealnya adalah 29 – 30°C, serta sirkulasi udara yang baik. Untuk pakan yang biasa diberikan pada ulat hongkong adalah sayuran hijau, seperti daun selada, labu dan apel, lalu ampas tahu, bekatul serta lainnya. Untuk memberikan pakan dari sayuran hijau seperti selada, cukup diletakkan di atas ulat hongkong. Sedangkan pakan yang berasal dari bekatul atau buah – buahan, hendaklah berhati – hati agar tidak menghimpit ulat hongkong.

5. Panen ulat hongkong

mealworm

Setelah ulat hongkong menjadi kepompong tidak perlu dilakukan pemberian makanan. Karena kepompong dari ulat hongkong tidak butuh supply makanan. Sedangkan untuk pakan ulat hongkong yang baru menetas atau baru dipisahkan dari kapas bisa dicampur dengan tepung tulang atau voer, yang bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan.

Setelah menjalani langkah demi langkah yang dilakukan, maka akan tiba saatnya untuk panen. Hasil panen ulat hongkong dapat digunakan untuk kebutuhan sendiri atau bisa dijual sebagian. Hasil panen ini juga dapat digunakan untuk memperbanyak produksi sehingga tidak perlu lagi membeli bibit.

Penyakit Ulat Hongkong

Membudidayakan ulat hongkong sama seperti ternak hewan pada umumnya. Serang ulat hongkong juga rentan terserang berbagai penyakit. Berikut ada beberapa penyakit yang sering menyerang ulat hongkong, antara lain :

1. Kulit ulat hongkong berubah warna

Untuk penyakit ulat hongkong dengan kulit ulat yang berubah menjadi warna kuning agak kehitaman. Upaya dilakukan yakni jangan terlalu banyak memberinya makanan berupa daun - daunan dan jangan beri terlalu banyak dedak.

2. Ulat mati berwarna merah

Jika ulat kelihatan berwarna merah, maka cara pencegahannya adalah dengan memberikan pakan yang tidak terlalu basah. Lalu, ulat yang telah mati harus segera disingkirkan karena penyakit ini dapat menular dan menyerang dengan sangat cepat pada yang sehat.

3. Ulat Mati Berwarna Hitam

Jika ulat yang mati berwarna hitam, maka pemberian makanan tidak boleh kamu sebar. Hal ini terjadi pada ulat dewasa sekitar satu hingga tiga bulan sehingga untuk pemberian pakan harus kamu lakukan dengan cara mengepalnya.


Demikianlah informasi dari artikel yang berjudul "Cara Budidaya Ulat Hongkong". Apabila ada kekurangan ataupun kekeliruan pada penulisan artikel ini, Baraja Farm mengucapkan mohon maaf yang sebesar - besarnya. Silahkan tinggalkan pesan yang bijak pada kolom komentar yang tersedia. Terima kasih sudah mampir, semoga bermanfaat.

Tutorial cara beternak ulat hongkong media kardus silahkan klik BarajaFarm

Untuk bahan bacaan lainya silahkan klik pustaka pengetahuan

Untuk bahan tugas sekolah silahkan klik berbagai reviews

Media sosial silahkan klik facebook.com

Posting Komentar

0 Komentar